Sabtu, 23 Januari 2010

EFI - Electronic Fuel Injection pada Motor

EFI - Electronic Fuel Injection pada Motor

Berbagai macam cara dan usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar gas buang beracun yang dihasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor seperti penggunaan BBM bebas timbal, penggunaan katalis pada saluran gas buang, dll.

Sebagaimana mesin 2 langkah yang harus digantikan oleh mesin 4 langkah, sistem karburasi manual akhirnya juga akan digantikan oleh sistem karburasi digital.

Sistem injeksi bahan bakar elektronik (karburasi digital) sudah mulai diterapkan pada mesin sepedamotor, perlahan tapi pasti akan menggantikan sistem yang sudah lama bertahan yaitu karburator (karburasi manual).

Karena mesin sepedamotor merupakan kombinasi reaksi kimia dan fisika untuk menghasilkan tenaga, maka kita kembali ke teori dasar kimia bahwa reaksi pembakaran BBM dengan O2 yang sempurna adalah:

14,7:1 = 14,7 bagian O2 (oksigen) berbanding 1 bagian BBM

Teori perbandingan berdasarkan berat jenis unsur, pada prakteknya perbandingan diatas (AFR – Air Fuel Ratio) diubah untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar atau konsumsi BBM yang ekonomis.

Karburator juga mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai kondisi perbandingan sesuai teori kimia diatas namun dilakukan secara manual. Karburator cenderung diatur untuk kondisi rata-rata dimana sepedamotor digunakan sehingga hasilnya cenderung kearah campuran BBM yang lebih banyak dari kebutuhan mesin sesungguhnya.

Untuk EFI karena diatur secara digital maka setiap ada perubahan kondisi penggunaan sepedamotor ECU akan mengatur supaya kondisi AFR ideal tetap dapat dicapai.

Contohnya: Pada sistem Karburator ada perbedaan tenaga jika sepedamotor digunakan siang hari dibandingkan malam hari, hal ini karena kepadatan oksigen pada volume yang sama berbeda, singkatnya jumlah O2 berubah pasokkan BBM tetap (ukuran jet tidak berubah).

Hal ini tidak terjadi pada sistem EFI karena adanya sensor suhu udara (Inlet Air Temperature) maka saat kondisi kepadatan O2 berubah, pasokkan BBM pun disesuaikan (waktu buka injector ditambah atau dikurangi). Jadi sepedamotor yang menggunakan EFI digunakan siang atau malam tetap optimum alias tenaga tetap sama.

Perbedaan utama Karburator dibandingkan EFI adalah:

Karburator EFI
BBM dihisap oleh mesin BBM diinjeksikan/disemprotkan ke dalam mesin
Pengapian Terpisah Sistem Pengapian menyatu

Komponen-komponen dasar EFI
Setiap jenis atau model sepedamotor mempunyai desain masing-masing namun secara garis besar terdapat komponen-komponen berikut.

ECU – Electrical Control Unit
Pusat pengolah data kondisi penggunaan mesin, mendapat masukkan/input dari sensor-sensor mengolahnya kemudian memberi keluaran/output untuk saat dan jumlah injeksi, saat pengapian.

Fuel Pump
Menghasilkan tekanan BBM yang siap diinjeksikan.

Pressure Regulator
Mengatur kondisi tekanan BBM selalu tetap (55~60psi).

Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu mesin, kondisi mesin dingin membutuhkan BBM lebih banyak.

Inlet Air Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu udara yang akan masuk ke mesin, udara dingin O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.

Inlet Air Pressure Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara yang akan masuk ke mesin, udara bertekanan (pada tipe sepedamotor ini hulu saluran masuk ada diantara dua lampu depan) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara lingkungan sekitar sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.

Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi membutuhkan buka INJECTOR yang lebih cepat.

Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang membutuhkan buka INJECTOR.

Throttle Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran udara, bukaan besar membutuhkan buka INJECTOR yang lebih lama.

Fuel Injector / Injector
Gerbang akhir dari BBM yang bertekanan, fungsi utama menyemprotkan BBM ke dalam mesin, membuka dan menutup berdasarkan perintah dari ECU.

Speed Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan sepedamotor, memainkan gas di lampu merah dibanding kecepatan 90km/jam, buka INJECTOR berbeda.

Vehicle-down Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor terjatuh dengan kondisi mesin hidup maka ECU akan menghentikan kerja FUEL PUMP, IGNITION, INJECTOR, untuk keamanan dan keselamatan.

Electronic Fuel Injection memang lebih unggul dibanding karburator, karena dapat menyesuaikan takaran BBM sesuai kebutuhan mesin standar.

ECU diprogram untuk kondisi mesin standar sesuai model sepedamotor, di dalam ECU terdapat tabel BBM yang akan dikirim melalui Injector sesuai kondisi mesin standar.

Jika ada perubahan dari kondisi standar misalnya filter udara diganti atau dilepas, walaupun ada pengukur tekanan udara (inlet air pressure sensor) pasokkan BBM hanya berubah sedikit, akhirnya sepedamotor akan berjalan tidak normal karena O2 terlalu banyak (lean mixture).

Tabel ECU standar biasanya tidak dapat dirubah, karena tujuan utama EFI adalah pengurangan kadar emisi gas buang beracun.

Untuk mesin modifikasi memerlukan modifikasi tabel dalam ECU, hal ini dapat dilakukan dengan:

  1. Software yang dapat masuk ke dalam memory ECU – hanya dimiliki oleh ATPM atau dealer.
  2. Piggyback alat tambahan diluar ECU - bekerja dengan cara memanipulasi sinyal yang dikirim ke Injector untuk membuka lebih lama.
  3. Tukar ECU aftermarket yang dapat diprogram tabel memory-nya, sesuai modifikasi, sesuai kondisi sirkuit.

10 MOBIL TERCEPAT DI DUNIA VERSI 2009-2010

10 MOBIL TERCEPAT DI DUNIA VERSI 2009-2010

Posted on Tuesday 15 December 2009


090605bmobil-cepat

1. SSC Ultimate Aero
Mobil jenis ini memiliki kecepatan maksimum 257 mil per jam (Mph) atau 441 kilometer per jam. SSC Ultimate Aero mampu mencapai 60 Mph dari posisi berhenti dalam waktu 2,7 detik. Mobil seharga US$ 654.400 atau sekitar Rp 6 miliar ini bermesin Twin-Turbo V8 dengan 1.183 tenaga kuda (HP). Pertama kali dites pada Maret 2007 oleh Guinness World Records. Mobil ini mengalahkan rekor Bugatti Veyron sebagai mobil tercepat di dunia pada masa itu.

2. Bugatti Veyron
Mobil berdesain futuristik ini berkecepatan maksimum 253 Mph (404 Km/jam). Kecepatan 60 Mph dicapai dalam 2,5 detik, mesin Narrow Angle W16 dengan 1.001 Hp. Dengan harga jual sebesar US$ 1,7 juta atau sekitar Rp 17 miliar.

3. Saleen S7 Twin-Turbo
Mobil di urutan ketiga ini mampu dipacu hingga 248 Mph (396 Km/jam). Kecepatan 60 Mph dalam 3.2 detik, dan bermesin Twin Turbo V8 dengan 750 Hp. Mobil ini dibanderol US$ 555 ribu atau sekitar Rp 5 miliar. Larinya yang mulus, tapi bandel membuat penggunanya selalu ingin pamer.

4. Koenigsegg CCX
Mobil tipe ini bisa digeber hingga 245 Mph (400 Km/jam). Dari posisi diam, kecepatan 60 Mph dicapai dalam 3,2 detik. Koenigsegg CCX bermesin 90 Degree V8 806 Hp buatan Swedia. Harga jualnya US$ 545.568 atau sekitar Rp 7 miliar. Mobil buatan Swedia ini bermaksud meraih unggulan sebagai mobil tercepat di dunia, namun masih harus mengalahkan Bugatti dan Ultimate Aero.

5. McLaren F1
McLaren F1 berkecepatan maksimum 240 Mph (384 Km/jam). Dari kecepatan 0 Mph ke 60 MPh dicapai dalam 3,2 detik. McLaren F1 bermesin BMW S70/2 60 Degree V12 dengan 627 Hp. Harga jualnya US$ 970 ribu atau sekitar Rp 9 miliar. Bila diamati, pintu mobil ini tampak seperti sayap kelelawar.

6. Ferrari Enzo
Mobil populer ini memiliki kecepatan maksimum 217 Mph (347 Km/jam). Kecepatan 0-60 Mph ditempuh dalam waktu 3,4 detik. Ferrari Enzo bermesin F140 Aluminum V12 dengan 660 Hp. Harganya US$ 670 ribu atau sekitar Rp 6 miliar. Mobil ini hanya diproduksi sebanyak 399 unit dan harganya akan terus naik bila terjadi tabrakan.

7. Jaguar XJ220
Mobil dengan merek Jaguar ini mampu melesat hingga 217 Mph (347,2 Km/jam). Berakselerasi 60 Mph dalam 3,8 detik dari posisi diam. Jaguar XJ220 bermesin Twin Turbo V6 dengan 542 hp. Dibanderol US$ 650 ribu atau sekitar Rp 6 miliar. Meski dibuat pada 1992, mobil ini masih bisa masuk dalam daftar mobil tercepat periode 2009-2010.

8. Pagani Zonda F
Mobil unik ini berkecepatan maksimum 215 Mph (344 Km/jam). Kecepatan 60 Mph ditempuh dalam 3,5 detik, dan bermesin Mercedes Benz M180 V12 dengan 650 Hp. Mobil buatan Italia ini berharga US$ 667.321 atau hampir mencapai Rp 7 miliar.

9. Lamborghini Murcielago LP640
Lamborghini tipe ini berkecepatan maksimum 211 Mph (340.8 Km/jam). Kecepatan 60 Mph dicapai dalam 3,3 detik dari posisi diam, dan bermesin V12 dengan 640 hp. Mobil berdesain artistik nan mulus ini dihargai US$ 430 ribu atau sekitar Rp 4 miliar.

10. Porsche Carrera GT
Porsche Carrera GT memiliki kecepatan maksimum 205 Mph (334.4 Km/jam). Dari posisi diam, kecepatan 60 Mph dicapai dalam 3,9 detik dan bermesin Water Cooled V10 dengan 612 Hp. Harganya US$ 440 ribu atau sekitar Rp 4 miliar.(ZAQ/Thesupercars.org)